A. DEFINISI
Eklampsia berasal dari bahasa yunani yang berarti Halilintar. Eklampsia merupakan penyakit yang langsung disebabkanoleh kehamilan dan merupakan peningkatan yang lebih berat dan berbahaya dari pre eklamsi dengan tambahan gejala-gejala tertentu.
B. ETIOLOGI
Banyak teori yang menerangkan sebab musabab eklampsia, tapi tidak ada yang memberi jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut :
1. Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion dan molahidatidosa.
2. Bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya usia kehamilan
3. Dapat terjadi perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus
4. Jarangnya terjadi Eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikut
5. Timbulnya hipertensi, oedema, proteinuria, kejang dan koma
C. TANDA DAN GEJALA
a. Biasanya dimulai oleh makin memburuknya pre eklampsia
b. Nyeri didaerah frontal
c. Gagguan penglihatan mual keras, nyeri epigastrium
d. Hiperrefleksia
Konvulsi eklampsia dibagi dalam 4 tingkatan yakni :
1. Tingkat awal atau aura kira-kira 30 detik mata penderita terbuka tanpa melihat, kelopak mata bergetar demikian pula tangannya dan kepala diputar kekanan atau kekiri
2. Kemudian timbul tingkat kejang tonik : berlangsung kira-kira 30 detik. Seluruh otot menjadi kaku, wajahnya kelihatan kaku, tangan menggenggam dan kaki membengkok kedalam, pernafasan berhenti muka mulai menjadi siatonik,lidah dapat tergigit
3. Tingkat kejang klomik : berlangsung 1-2 menit, spasmus tonik menghilang semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam tempo yang cepat. Mulut membuka dan menutup dan lidah dapat tergigit lagi, bola mata menonjol, mulut berbusa, muka kongesti dan sianosis, tidak sadar, px bisa terjatuh dari tempat tidur, kejang terhenti dan penderita menarik nafas secara mendengkur
4. Tingkat Koma : lamanya tidak terlalu jelas, perlahan-lahan penderita menjadi sadar lagi tapi dapat pula timbul serangan baru atau berulang sehingga tetap koma selama serangan
5. Tekanan darah meningkat, nadi cepat, sehu meningkat
D. KOMPLIKASI
a. Solusio plasenta
b. Hipofiorinogenemia
c. Hemolisis
d. Perdarahan otak
e. Kelainan mata
f. Edema paru-paru
g. Nekrosis hati
h. Sindrom HELLP
i. Kelainan ginjal
j. Komplikasi lain, lidah tergigit, trauma dan fraktur, pneumonia aspirasi, DIC
k. Prematuntas, dismaturitas dan kematian janin intra uterin
PLANING :
MANDIRI :
a. Tempatkan ibu diruangan, jelaskan hasil pemeriksaan kepada keluarga
b. Lakukan pemeriksaan TTV dan DJJ setiap 30 menit
c. Awasi keadaan umum dan tingkat kesadaran ibu
d. Lakukan tindakan sesuai dengan advis dokter
e. Catat setiap perkembangan klien dalam list
KOLABORASI :
a. Dengan dokter tentang obat-obatan yang akan diberikan dan tindakan yang akan dilakukan dari hasil tindakan yang akan dilakukan
b. Laboratorium berkala, agar tingkat resiko dapat diketahui
Eklampsia berasal dari bahasa yunani yang berarti Halilintar. Eklampsia merupakan penyakit yang langsung disebabkanoleh kehamilan dan merupakan peningkatan yang lebih berat dan berbahaya dari pre eklamsi dengan tambahan gejala-gejala tertentu.
B. ETIOLOGI
Banyak teori yang menerangkan sebab musabab eklampsia, tapi tidak ada yang memberi jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut :
1. Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion dan molahidatidosa.
2. Bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya usia kehamilan
3. Dapat terjadi perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus
4. Jarangnya terjadi Eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikut
5. Timbulnya hipertensi, oedema, proteinuria, kejang dan koma
C. TANDA DAN GEJALA
a. Biasanya dimulai oleh makin memburuknya pre eklampsia
b. Nyeri didaerah frontal
c. Gagguan penglihatan mual keras, nyeri epigastrium
d. Hiperrefleksia
Konvulsi eklampsia dibagi dalam 4 tingkatan yakni :
1. Tingkat awal atau aura kira-kira 30 detik mata penderita terbuka tanpa melihat, kelopak mata bergetar demikian pula tangannya dan kepala diputar kekanan atau kekiri
2. Kemudian timbul tingkat kejang tonik : berlangsung kira-kira 30 detik. Seluruh otot menjadi kaku, wajahnya kelihatan kaku, tangan menggenggam dan kaki membengkok kedalam, pernafasan berhenti muka mulai menjadi siatonik,lidah dapat tergigit
3. Tingkat kejang klomik : berlangsung 1-2 menit, spasmus tonik menghilang semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam tempo yang cepat. Mulut membuka dan menutup dan lidah dapat tergigit lagi, bola mata menonjol, mulut berbusa, muka kongesti dan sianosis, tidak sadar, px bisa terjatuh dari tempat tidur, kejang terhenti dan penderita menarik nafas secara mendengkur
4. Tingkat Koma : lamanya tidak terlalu jelas, perlahan-lahan penderita menjadi sadar lagi tapi dapat pula timbul serangan baru atau berulang sehingga tetap koma selama serangan
5. Tekanan darah meningkat, nadi cepat, sehu meningkat
D. KOMPLIKASI
a. Solusio plasenta
b. Hipofiorinogenemia
c. Hemolisis
d. Perdarahan otak
e. Kelainan mata
f. Edema paru-paru
g. Nekrosis hati
h. Sindrom HELLP
i. Kelainan ginjal
j. Komplikasi lain, lidah tergigit, trauma dan fraktur, pneumonia aspirasi, DIC
k. Prematuntas, dismaturitas dan kematian janin intra uterin
PLANING :
MANDIRI :
a. Tempatkan ibu diruangan, jelaskan hasil pemeriksaan kepada keluarga
b. Lakukan pemeriksaan TTV dan DJJ setiap 30 menit
c. Awasi keadaan umum dan tingkat kesadaran ibu
d. Lakukan tindakan sesuai dengan advis dokter
e. Catat setiap perkembangan klien dalam list
KOLABORASI :
a. Dengan dokter tentang obat-obatan yang akan diberikan dan tindakan yang akan dilakukan dari hasil tindakan yang akan dilakukan
b. Laboratorium berkala, agar tingkat resiko dapat diketahui
No comments:
Post a Comment