Asuhan Keperawatan Klien Anak Dengan Thipoid
A. Definisi
1. Tipoid adalah penyakit infeksi akut yang menyerang usus halus dan
Menimbulkan gejala-gejala sistemik.Penyakit ini disebabkan oleh salmonella tifosa,paratifi A,B dan C.
( Standar asuhan keperawatan pasien anak;tifoid;seri III P.K.keperawatan St Carolus Jakarta;2002;hal 1 )
2. Tifus abdominalis ( demam tifoid ) adalah penyakit infeksi akut yang
Biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari
Gangguan pada saluran cerna,dan gangguan kesadaran.
( Kapita selecta kedokteran;edisi 3;media Aesculapius FKUI;2000;423 )
B. Etiologi
Salmonella tifosa,Basil gram negatif,bergerak dengan rambut getar,
Tidak berspora,mempunyai sekurang-kurangnya 3 antigen yaitu:
Antigen O (Somatik,tidur dari zat kompleks lippopolisakarida ) antigen
H ( Flagela ) 3 Antigen Vi.Dalam serum penderita terdapat zat anti
( Aglutinin ) terhadap ketiga macam antigen tersebut.
( Standar asuhan keperawatan anak; Typoid;seri III7;PK Keperawatan
St Carolus;Jakarta;2002 1 )
C. Tanda Dan Gejala
1. Pada bayi :Gastroenteritis ringan atau septikimia berat.Sering ditemukan muntah-mantah,distensia abdomen dan diare.Suhu tubuh meningkat,hepatomegali,ikterus,anoreksia,dan penurunan berat badan.
2. Pada anak;masa tunasnya berkisar 10-20 hari.ditandai oleh demam
,malaise,letargi,sakit kepala,nyeri abdomen,dan diare semakin hebat
Terdapat tanda yang khas pada lidah yaitu :kotor ditengah,tepi dan ujung lidah merah.kesadaran mulai menurun disusul dengan depresi
Mental delirium dan stupor.Anak tampak sakit berat,disorientasi dan limfe membesar.
( Standar Asuhan keperawatan pasien anak;tifoid;seri III;Panitia Komisi Keperawatan St Carolus;Jakarta;2002;1-2 )
D. Komplikasi
1. Komplikasi intestinal
a. Perdarahan usus akibab luka dinding usus dan ditandai dengan melena.
b. Perforasi usus yang ditandai dengan nadi kecil dan cepat
Tensi TurĂn,perut tegang seperti papan.
c. Ileus paralitik,gangguan persyarafan yang mengatur fungsi
Usus halus.
2. Komplikasi ekstra intestinal meliputi :
a. Kerusakan limpoid –limpoid di ileum membengkak dan terjadi peradangan
b. Kerusakan kandung empedu.Basil dapat hidup lama dalam kandung empedu dan menyebabkan batu empedu.
c. Kerusakan paru-paru pasien yang lama berbaring dan kurang pergerakan dapat mengalami bronchitis,pneumoni,
Emplema.pleuritis.
d. Kerusakan darah :anemia haemolitik trombositopeni dan sindrom uremia haemolitik pada pemeriksaan darah tepi terdapat leukopeni yang jelas antara 2000- 5000/mm.
Dengan leucocyt polimorphonuclear,sedang sel-sel mononuclear meningkat.
e. Komplikasi neuropsikiatris;delirium,meningitis,polineuritis perifer,
Sindroma gulian barre dan sindrom katatonia.
( Standar Asuhan keperawatan pasien anak;tifoid;seri III;Panitia Komisi Keperawatan St Carolus;Jakarta;2002;1-2 )
E. Pengkajian
1. Sistem pencernaan
Mual,muntah ,kembung,anoreksia,nyeri abdomen,lidah kotor,hepatomegali splenomegali,diare/konstifasi.
2. Sistem sirkulasi
Peningkatan suhu tubuh,nadi meningkat
3. Sistem neurologi
Gangguan kesadaran,somnolen sampai koma.
4. Aktifitas dan kenyamanan
Malaise,letargi
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit normal. Leukositosis dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh. Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus
3. Pemeriksaan Uji Widal
Uji Widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi.
Uji Widal dimaksudkan untuk menentukan adanyaaglutinin dalam serum penderita Demam Tifoid. Akibat adanya infeksi oleh Salmonella typhi maka penderita membuat antibodi (aglutinin) yaitu:
• Aglutinin O: karena rangsangan antigen O yang berasal dari tubuh bakteri
• Aglutinin H: karena rangsangan antigen H yang berasal dari flagela bakteri
• Aglutinin Vi: karena rangsangan antigen Vi yang berasal dari simpai bakter.
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglitinin O dan H yang digunakan untuk diagnosis Demam Tifoid. Semakin tinggi titernya semakin besar kemungkinan menderita Demam Tifoid.
( Pedoman diagnosis dan terapi Ilmu Kesehatan Anak;edisi 2;SMF ilmu
Kesehatan anak,FK Unpad ;RSUP Dr Hasan sadikin;Bandung;2000;185)
G. Prioritas Masalah
1. Hipertermi
2. Perubahan nutrisi
3. Resiko kekurngan volume cairan
4. Intoleransi aktivitas
No comments:
Post a Comment